PERNYATAAN SIKAP FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG YOGYAKARTA MENDUKUNG PERJUANGAN KAWAN-KAWAN MAHASISWA UNSRI DAN MENGUTUK TINDAKAN REPRESIFITAS TERHADAP MAHASISWA YANG MENUNTUT HAKNYA.



MAHASISWA BERSATU DAN BERJUANG MELAWAN TINDAKAN FASISME DALAM KAMPUS DAN JADIKAN KAMPUS SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN  RAKYAT



Lagi lagi  ribuan mahasiswa kampus UNSRI tumpa ruah memenuhi jalanan kampus untuk menemui pimpinan universitas   untuk menyuarakan aspirasi mengenai UKT dan penonaktifan status 3 orang mahasiswa. Seperti biasanya aksi dimulai pda pukul 08:00 WIB dengan tujuan rektorat UNSRI.  Mahasiswa yang melakukan audensi mencoba untuk menyampaikan tuntutanya namun tidak diberikan kesempatan oleh pihak rektorat dan menolak isi tuntutan mahasiswa. Pada pukul 11:11 – 12:00 WIB team audensi berhasil melobi pihak rektorat untuk meminta agar jumlah pihak yang mengikuti audensi sejumlah 15 orang dari ribuan mahasiswa yang hadir. Sebelum nya 15 orang masuk ke dalam ruangan untuk melakukan uadensi mereka terlebih dahulu digeleda oleh pihak kepolisiaan (Seolah-olah ke 15 orang ini adalah penjahat).
            Ketika selesai melakukan audensi sebanyak 15 orang mahasiswa yang juga tidak kunjung memperoleh keputusan  yang pasti karena rektor UNSRI yang di wakili oleh WR 1, WR 3, WR 4 tidak mau menandatangani 4 point isi tuntutan mahasiswa tersebut, dan hanya mengunci 1 tuntutan kawan kawan mahasiswa yakni penurunan UKT Bidik Misi pada level 1 sebesar Rp. 500.000 dan pada akhirnya ke 15 orang tersebut memilih untuk keluar dari ruangan audensi dengan penuh rasa kekecewaan. Pada akhirnya ke 15 orang tersebut  memutuskan untuk melaksanakan sholat Dzuhur di mushollah rektorat pada pukul13:00 – 13:20 WIB. Setelah selesai melaksanakan sholat 15 orang tersebut memutuskan hendak keluar dari gedung rektorat untuk menemui ribuan massa aksi yang telah lama menunggu jalanya proses audensi sekitar 40 menit lamahnya.
 Dalam waktu yang bersamaan terjadi tidakan represifitas yang di lakukan oleh pihak keamanan (polisi dan satpam) yang berjaga, terhadap saudara  Dedi Satria yang mencoba membuka pintu sebelah kiri dari gedung rektorat . Melihat hal tersebut massa aksi yang semula melakukan aksi damai terpacing emosi yang saling berdorongan dengan pihak keamanan. Dan selanjutnya  2 orang mahasiwapun menjadi korban tindakan fasis yaitu  Dedi Satria dan Agus Arianto beserta Presiden Mahasiswa berserta keluarga yang mendapat teror dari dari pihak kampus sehingga tidak bisa mendapingi massa aksi.
            Tindakan represif yang dilakukan oleh pihak kampus merupakan tindakan yang anti demokrasi dan semakin menunjukan kepada seluruh mahasiswa bahwa watak asli rezim Jokowi-Jk. Atas dasar situasi diatas maka kami Front Mahasiswa Nasional Cabang Yogyakarta Menyatakan Sikap dan Menuntut :
1.      Hapus sistem  UKT sekarang  juga.
2.      Cabut laporan rektorat UNSRI terhadap presiden mahasiswa UNSRI di polres ogan ilir
3.      Normalisasi kembali akun akademik tiga mahasiswa
4.      Usut tuntas insiden pemukulan yang dilakukan oleh pihak keamanan
5.      Pihak rektorat UNSRI harus meminta maaf  secara terbuka kepada mahasiswa atas tindakan Represifitas yang dilakukan oleh pihak keamanan.
6.      Rektorat UNSRI harus menjamin kebebasan berorganisasi berpendapat sebagai ekspresi di dalam kampus
7.      Hentikan seluruh tindakan kekerasan kepada mahasiswa yang menuntut hak di kampusnya
8.      Wujudkan pendidikan yang ilmiah,demokratis dan mengabdi kepada rakyat. 

Hormat Kami
Front Masiswa Nasional Cabang Yogyakarta  
Ketua


Fandy Atmajaya S. S

Komentar

Postingan populer dari blog ini